Uncategorized

Menstruasi, Apa Sih itu?

Menstruasi, Apa Sih itu?

Menstruasi atau haid adalah keluarnya darah dari vagina yang terjadi sebagai dampak dari siklus bulanan. Siklus yang menjadi bagian dari proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan ini berlangsung secara alami.

Organ reproduksi wanita akan mempersiapkan kehamilan setiap bulannya. Persiapan ini ditandai dengan terjadinya penebalan pada dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Apabila kehamilan tidak terjadi, endometrium akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Inilah yang dikenal dengan menstruasi atau haid.

Menst pertama bisa terjadi lebih cepat atau lambat. Namun, siklus pertama, rata-rata dimulai pada usia 12 tahun atau 2 sampai 3 tahun setelah payudara tumbuh. Siklus haid ini akan terus berlangsung hingga memasuki masa menopause.

Fase Menstruasi

Siklus haid terbagi menjadi empat fase, yaitu:

  • Fase Menstruasi

Fase menstruasi ditandai dengan luruhnya endometrium atau dinding rahim yang berisi pembuluh darah dan cairan lendir. Fase ini dimulai sejak hari pertama haid dan berlangsung selama 4 sampai 6 hari.

  • Fase Folikuler

Memasuki fase folikuler, ovarium akan membentuk folikel yang berisi sel telur yang belum matang. Folikel dan sel telur tersebut akan tumbuh dan merangsang penebalan pada dinding rahim. Fase ini biasanya berlangsung selama 11 sampai 27 hari bergantung pada siklus untuk setiap wanita.

  • Fase Ovulasi

Fase ovulasi terjadi saat ovarium melepas sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi oleh sperma di bagian saluran indung telur. Akan tetapi, apabila tidak terjadi pembuahan, sel telur akan melebur dalam waktu 24 jam setelah fase ovulasi. Fase ini biasanya terjadi di hari ke-14 siklus menstruasi.

  • Fase Luteal

Fase luteal ditandai dengan sel telur yang berubah menjadi jaringan yang disebut korpus luteum. Jaringan ini akan mengeluarkan hormon yang membuat dinding rahim menjadi lebih tebal. Namun, apabila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menyusut dan kembali diserap. Selanjutnya, lapisan rahim akan luruh selama menstruasi. Fase luteal terjadi selama 11 sampai 17 hari.

Penyebab Haid Tidak Normal

Normalnya, siklus haid muncul setiap 21 sampai 35 hari dengan lama menstruasi antara 3 hingga 7 hari. Selama fase menstruasi berlangsung, wanita akan mengeluarkan darah dengan volume rata-rata tidak lebih dari 80 mililiter.

Setiap wanita bisa memiliki rentang waktu siklus menstruasi yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa wanita yang mengalami kelainan pada siklus menstruasi. Adapun, kelainan yang sering ditemukan seperti jadwal haid tidak teratur dan volume darah yang keluar terlalu banyak.

Terdapat beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab siklus haid tidak normal, yaitu:

  • Mengonsumsi jenis obat tertentu seperti pil KB atau obat antidepresan.
  • Memiliki kebiasaan buruk merokok.
  • Mengidap gangguan rahim seperti miom.
  • Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.
Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.
  • Mengidap masalah kesehatan tertentu seperti Hipertiroidisme, hipotiroidisme, atau polycystic ovarian syndrome (PCOS).
  • Pemakaian alat kontrasepsi bentuk IUD.
  • Sedang hamil atau menyusui.
  • Mengalami stres.
Sedang hamil atau menyusui.

Gejala Menstruasi

Selama berlangsungnya siklus menstruasi, setiap wanita bisa merasakan munculnya gejala tertentu pada dua fase, yaitu menjelang datangnya haid dan ketika haid berlangsung. Berikut penjelasannya:

1. Gejala Pramenstruasi (PMS)

Selama siklus menstruasi, kadar hormon di dalam tubuh wanita akan mengalami perubahan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan emosi wanita selama beberapa hari sebelum haid. Gejala ini dikenal dengan sebutan sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS).

Beberapa tanda dan gejala yang kerap muncul ketika memasuki masa pramenstruasi antara lain:

  • Suasana hati yang mudah berubah (mood swing).
  • Nyeri pada payudara
  • Perut terasa kembung
Suasana hati yang mudah berubah (mood swing).
  • Mengalami perubahan terhadap gairah seks.
  • Muncul jerawat
  • Sakit kepala
Muncul jerawat

Gejala pramenstruasi ini bisa berlangsung selama 6 hingga 7 hari, yaitu selama 4 hari sebelum dan 2 hingga 3 hari setelah menstruasi.

2. Gejala ketika Menstruasi

Ketika haid berlangsung, otot bagian rahim akan mengalami kontraksi yang lebih kuat supaya dapat melepaskan lapisannya. Perubahan hormon yang terjadi pada fase menstruasi juga bisa menimbulkan gejala menstruasi, yang biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 hari.

Adapun, tanda dan gejala yang kerap dirasakan saat fase menstruasi antara lain:

  • Terasa seperti ditekan di bagian perut.
  • Sakit kepala
  • Mual
Sakit kepala
  • Terasa nyeri pada bagian pinggul, punggung bagian bawah, dan paha bagian dalam.
  • Diare
  • Nyeri pada perut
Diare

Gejala haid tersebut akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia wanita. Bahkan, gejala bisa menghilang saat wanita sudah pernah melahirkan.

Baca juga: Jerawat Muncul Saat Haid?

Pengobatan Gangguan Menstruasi

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan menstruasi bergantung pada gejala yang dialami masing-masing pengidap. Pilihan pengobatannya yaitu:

  • Jadwal Haid Tidak Teratur

Sementara itu, untuk membantu mengatasi gangguan yang berkaitan dengan siklus haid, dokter biasanya akan memberikan obat yang memiliki kandungan hormon estrogen dan progesteron, misalnya pil KB. Selain itu, dokter juga bisa melakukan tindakan medis lain jika memang dibutuhkan sesuai dengan hasil diagnosis.

  • Nyeri

Guna membantu meredakan nyeri saat menjelang atau haid berlangsung, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri yang bisa kamu dapatkan dengan mudah di apotek, seperti paracetamol atau ibuprofen.

  • Perdarahan Berlebihan

Sebagai tindakan untuk mencegah anemia karena perdarahan berlebihan ketika haid, pengidap bisa membeli suplemen penambah darah yang dijual bebas di apotek. Selain itu, dokter biasanya akan menyarankan pengidap untuk mendapatkan suntik progestin.

Beberapa kasus perdarahan berlebihan saat haid dibutuhkan tindakan bedah. Prosedur diperlukan untuk mengatasi kelainan menstruasi karena masalah kesehatan tertentu, seperti endometriosis atau miom.

Komplikasi Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi yang tidak segera mendapatkan penanganan berisiko menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:\

  • Anemia

Perdarahan menstruasi yang berlebihan dan berlangsung dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan kekurangan darah (anemia) dan zat besi. Kondisi ini juga dapat diikuti dengan gejala lainnya, seperti lesu dan mudah lelah.

  • Risiko Gangguan Kesuburan

Siklus haid yang tidak teratur, perdarahan berlebihan, atau tidak mengalami haid dalam waktu yang lama dapat mengganggu proses ovulasi. Apabila hal ini terjadi, pengidap bisa berisiko mengalami gangguan kesuburan.

  • Pencegahan Gangguan Menstruasi

Gejala yang muncul dalam siklus haid memang sulit dihindari. Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan rasa sakit pada siklus menstruasi, yaitu:

  • Membatasi konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
  • Tidak merokok
  • Mengurangi konsumsi gula, garam, dan makanan dengan lemak tinggi.
  • Memperbanyak asupan makanan dan minuman dengan kandungan kalsium tinggi, seperti yoghurt dan sayuran hijau.
Tidak merokok
  • Berolahraga secara teratur dengan intensitas ringan atau sedang.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Mengganti asupan karbohidrat dengan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, gandum utuh, atau sereal.
  • Mendapatkan cukup istirahat
Mendapatkan cukup istirahat

Kapan Harus ke Dokter?

Lama waktu dan volume perdarahan karena siklus menstruasi bisa berbeda pada setiap wanita. Oleh sebab itu, masing-masing wanita biasanya dianjurkan untuk mencatat siklus menstruasinya setiap bulan. Jadi, apabila terdapat kejanggalan atau kondisi yang tidak biasa, penanganan bisa segera dilakukan.

Perubahan pada siklus menstruasi dapat menunjukkan adanya gangguan kesehatan. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan atau tanyakan pada dokter apabila mengalami gejala kelainan menstruasi, seperti:

  • Perdarahan yang berlangsung selama lebih dari 7 hari.
  • Gejala yang terasa lebih berat daripada biasanya.
  • Darah yang keluar sangat banyak.
  • Perdarahan yang terjadi di luar siklus mens
  • Siklus haid yang tidak teratur, seperti tidak mengalami haid lebih dari 3 bulan atau datang lebih cepat dari 21 hari.

Yuk follow sehatitulifestyle di instagram https://www.instagram.com/sehatitulifestyle

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *